. Geografi Akhir Abad 19
dan Awal Abad 20
Pada tahap ini berkembang aliran pemikiran fisis determinis; possibilisme; dan cultural determinis.
- Fisis determinis, beranggapan bahwa kehidupan manusia ditentukan oleh alam dengan tokohnya adalah Friederich Ratzel dan Ellsworth Huntington.
- Paham Possibilisme berpandangan bahwa alam tidak menentukan apa-apa terhadap kehidupan manusia, tetapi hanya memberikan kemungkinan- kemungkinan terbatas yang dapat dipilih oleh manusia. Tokoh pemikiran ini adalah Vidal de La Blache dan Jean Brunhes.
Pandangan possibilisme ini kemudian memunculkan pandangan Cultural Determinis, bahwa manusia memiliki daya untuk menjadi penentu dalam proses kehidupannya.
Pada tahap ini berkembang aliran pemikiran fisis determinis; possibilisme; dan cultural determinis.
- Fisis determinis, beranggapan bahwa kehidupan manusia ditentukan oleh alam dengan tokohnya adalah Friederich Ratzel dan Ellsworth Huntington.
- Paham Possibilisme berpandangan bahwa alam tidak menentukan apa-apa terhadap kehidupan manusia, tetapi hanya memberikan kemungkinan- kemungkinan terbatas yang dapat dipilih oleh manusia. Tokoh pemikiran ini adalah Vidal de La Blache dan Jean Brunhes.
Pandangan possibilisme ini kemudian memunculkan pandangan Cultural Determinis, bahwa manusia memiliki daya untuk menjadi penentu dalam proses kehidupannya.
Geografi Ortodoks dan Geografi Terintegrasi
Geografi
Ortodoks
Geografi yang melakukan kajian terhadap suatu wilayah (geografi regional) dan analisis terhadap sifat-sifat sistematiknya (geografi sistematik). Macam-macam geografi ortodoks:
Geografi yang melakukan kajian terhadap suatu wilayah (geografi regional) dan analisis terhadap sifat-sifat sistematiknya (geografi sistematik). Macam-macam geografi ortodoks:
Geografi Filsafat
Geografi yang melakukan kajian terhadap hakikat, sebab, asal, dan hukum yang berkenaan dengan bidang geografi.
Geografi yang melakukan kajian terhadap hakikat, sebab, asal, dan hukum yang berkenaan dengan bidang geografi.
Geografi Sistematik
Terdiri atas:
Terdiri atas:
Geografi Fisik
Geografi yang melakukan kajian terhadap fenomena-fenomena fisik geosfer dan lingkungannya.
Geografi yang melakukan kajian terhadap fenomena-fenomena fisik geosfer dan lingkungannya.
Geografi Manusia
Geografi yang melakukan kajian terhadap aktivitas manusia.
Geografi yang melakukan kajian terhadap aktivitas manusia.
Geografi Regional
Geografi yang melakukan kajian terhadap perwilayahan (zona) dan kultural.
Geografi yang melakukan kajian terhadap perwilayahan (zona) dan kultural.
Geografi Teknik
Geografi yang melakukan kajian terhadap bidang teknik dalam geografi,
Geografi yang melakukan kajian terhadap bidang teknik dalam geografi,
Geografi
Terintegrasi
Kajian geografi berupa perpaduan antara elemen-elemen geografi sistematik dan geografi regional, sehingga geografi terintegrasi disebut juga geografi terpadu.
Kajian geografi berupa perpaduan antara elemen-elemen geografi sistematik dan geografi regional, sehingga geografi terintegrasi disebut juga geografi terpadu.
Pendekatan geografi
dapat diartikan sebagai suatu. metode atau cara (analisis) untuk memahami
berbagai gejala dan fenomena geosfer. khususnya interaksi antara manusia
terhadap lingkungannya . setiap disiplin ilmu memiliki cara pandang yang
berbeda terhadap suatu kejadian. Fenomena atau kejadian yang sama dapat dilihat
dari berbagai sudut pandang.
Seorang ahli kedokteran melihat dari kontek kesehatan yaitu banjir akan
mengakibatkan tingkat kesehatan penduduk akan menurun, ketersediaan air bersih
akan berkurang, kebutuhan makanan tidak tercukupi, terkontaminasi air kotor
sehingga akan tersebar penyakit, gatal-gatal, diare, mencret dll
Seorang ahli ekonomi maka akan melihat dari kontek aktivitas ekonominya,
karena banjir, aktivitas untuk memenuhi kebutuhan ekonomi terganggu, sementara
harta benda mereka untuk memenuhi kebutuhan ekonomi juga rusak, sehingga berapa
kerugiannya dan apa akibatnya dilihat secara ekonomi
Seorang ahli geografi melihat fenomena tersebut dilihat dari kontek keruangannya yaitu, lokasi banjirnya, sebaran banjirnya, penyebab dan akibatnya dll
Pendekatan (approach) yang digunakan dalam kajian
geografi terdiri atas 3 macam, yaitu analisis keruangan (spaÂtial analysis), analisis
ekologi (ecological analysis).
danan analisis kompleks wilayah (regional
complex analysis). Oleh karena itu, pendekatan yang digunakan dalam
geografi tidak membedakan antara elemen fisik dan nonfisik.
1. Pendekatan Keruangan.
Pendekatan
keruangan adalah upaya dalam mengkaji rangkaian persamaan dari perbedaan
fenomena geosfer dalam ruang. Di dalam pendekatan keruangan ini yang perlu
diperhatikan adalah persebaran penggunaan ruang dan penyediaan ruang yang akan
dimanfaatkan.
Contoh
penggunaan pendekatan keruangan adalah perencanaan pernbukaan lahan untuk
daerah permukiman yang baru. Maka yang harus diperhatikan adalah segala aspek
yang berkorelasi terhadap wilayah yang akan digunakan tersebut. Contohnya
adalah morfologi, ini kaitannya dengan banjir, longsor, air tanah. Hal itu
diperlukan karena keadaan fisik lokasi dapat mempengaruhi tingkat adaptasi
manusia yang akan menempatinya,
Pendekatan keruangan juga merupakan
ciri khas yang membedakan ilmu geografi dengan lainnya. Pendekatan ini dapat di
tinjau dari 3 aspek yaitu:
- Analisis pendekatan topik yaitu menghubungkan suatu kejadian dengan dengan tema-tema utama dalam permasalahan tersebut. Contoh pemanasan glokal adalah suatu fenomena geografi yang terjadi di seluruh ruang, gejala tersebut diakibatkan oleh kegiatan-kegiatan manusia yang menambah tingkat polutan dalam udara sehingga berpengaruh terhadap perubahan komposisi penyusun atmosfer.
- Analisis dengan pendekatan aktivitas manusia yaitu mendeskripsikan aktivitas manusia dalam ruang. Kehidupan manusia dimanapun ruang dan tempatnya maka akan beradaptasi dan menyesuaikan dengan kondisi ruang. Pada ruangan pantai maka aktivitas manusia sebagai nelayan, tambak udang, garam atau industri berat.
- Analisis pendekatan wilayah, yaitu bahwa persebaran fenomena geografi persebarannya tidak merata, sehingga setiap wilayah mwmiliki karakteristik, memiliki kelebihan dibandingkan dengan wilayah lain, sehingga pada wilayah yang berrbeda maka akan memiliki karakteristik yang berbeda pula.
2. Pendekatan Ekologi (Kelingkungan)
Pendekatan
ekologi adalah upaya dalam mengkaji fenomena geosfer khususnya terhadap
interaksi antara organisme hidup dan lingkungannya. termasuk dengan organisme
hidup yang lain. Di dalam organisme hidup itu manusia merupakan satu komponen
yang penting dalam proses interaksi,
Oleh karena itu, muncul istilah ekologi manusia (huÂman ecology) yang
mempelajari interaksi antar manusia serta antara manusia dan lingkungan. Aktivitas
manusia dalam kaitannya dengan inetarksi dalm ruang terutama terhadap
lingkungannya mengalami tahan-tahapan sebagai berikut
- Tahapan yang sangat sederhana yaitu manusia tergantung terhadap alam (fisis Determinisme). Manusia belum memiliki kebudayaan yang cukup sehingga pemenuhan kebutuhan hidup manusia dipenuhi dari apa yang ada di alam dan lingkungannya (hanya sebagai pengguna alam). Sehingga pada saat alam tidak menyediakan kebutuhannya maka di akan pindah atau mungkin punah (kehidupan jaman purba)
- Manusia dan alam saling mempengaruhi. Manusia memanfaatkan alam yang berlebihan dan tidak memperhatikan kemampuan alamnya, sehingga lingkungan alam rusak dan berakibat juga pengaruhnya terhadap manusia. Manusia sudah mampu mengurangi ketergantunggannya terhadap alam tapi manusia juga masih membutuhkan alam.
Contohnya. Para petani zaman dulu dalam
waktu setahun hanya mampu bercocok tanam hany sekali, karena kebutuhan
pengairan hanya mengandalkan dari musim hujan (tadah hujan), sementara jumlah
penduduk semakin bertambah, kebutuhan terhadap pangan juga bertambah, maka
manusia berupaya bagaimana agar kebutuhan irigasi untuk pengairan pertanian
bisa sepanjang musim dan tahun, maka dibuatlah bendungan. Kemudian dengan
bioteknologi juga sudah ditemukan varietas pada yang bagus dengan usia dan masa
panen cukup pendek.
- Manusia menguasai alam. Dengan berkembangnya ilmu, kemampuan, dan budayanya, manusia dapat memanfaatkan alam sebesar-besarnya. Contohnya dibuatnya mesin-mesin mengekploitasi alam yang sebesar-besarnya. Jika alam sudah tidak mampu lagi maka mesin -mesin digunakan untuk memproduksi bahan-bahan sintetis yang tidak bisa di buat alam. Â
3. Pendekatan komplek kewilayahan
Pendekatan
komplek kewilayahan ini mengkaji bahwa fenomena geografi yang terjadi di setiap
wilayah berbeda-beda, sehingga perbedaan ini membentuk karakteristik wilayah.
Perbedaan inilah yang mengakibatkan adanya interaksi suatu wilayah dengan
wilayah lain untuk saling memenuhi kebutuhannya. semakin tinggi perbedaannya
maka interaksi dengan wilayah lainnya semakin tinggi
,,,,,Sepanjang
sejarah hidupnya, manusia telah mengalami perubahan dan perkembangan
pengetahuan tentang alam semesta ini. Perkembangan dari awal hingga akhir dari
pandangan - pandangan tersebut adalah sebagai berikut :
Pandangan Antroposentris
Pandangan Antroposentris
,,,,,Pandangan
ini menyatakan bahwa manusia sebagai pusat segalanya di alam semesta ini. Dalam
bahasa Yunani, anthropes = manusia, centrum / centris
berarti pusat. Bangsa primitif sejak awal sudah menyadari adanya bumi dan
langit, matahari, bulan dan bintang. Bumi dianggap serupa dengan hewan,
tumbuhan, dan dengan dirinya sendiri. Bangsa Babilon (hidup sekitar 2000 SM)
menggambarkan alam semesta ini sebagai kubah tertutup, dimana bumi sebagai
lantainya dan di sekeliling bumi terdapat lubang yang tergenang air, serta di
seberang air terdapa gunung tinggi yang menyangga langit.
Pandangan Geosentris
,,,,,Dalam bahasa Yunani Geo artinya Bumi. Pandangan Geosentris memandang Bumi sebagai pusat Jagat Raya. Pandangan ini meyakini bahwa semua benda langit mengelilingi bumi dan bumi merupakan pusat kekuatan alam semesta. Pandang ini berkembang sekitar 600 SM.
Pandangan Geosentris
,,,,,Dalam bahasa Yunani Geo artinya Bumi. Pandangan Geosentris memandang Bumi sebagai pusat Jagat Raya. Pandangan ini meyakini bahwa semua benda langit mengelilingi bumi dan bumi merupakan pusat kekuatan alam semesta. Pandang ini berkembang sekitar 600 SM.
,,,,,Beberapa
ahli pendukung pandangan ini di antaranya adalah Thales dan Anaximander. Thales
(546 SM), seorang Yunani, melalui penelitiannya berhasil menentukan bintang
kutub sebagai patokan pelayaran, pembagian 4 musim dalam tiap tahun, maupun
waktu - waktu terjadinya gerhana matahari. Anaximander (526 SM) adalah orang
pertama yang menyatakan bahwa langit berputar pada bintang kutub dna bumi
sebagai pusat Jagat Raya. Hal senada juga dikemukakan oleh Pythagoras (500 SM)
seorang ahli matematika, hingga Ptolomeus (85 - 165 M).
Pandangan Holiosentris
Pandangan Holiosentris
,,,,,Helios dalam
bahasa Yunani adalah matahari. Pandangan ini menyatakan bahwa pusat Jagat Raya
adalah Matahari. Sebagai akibat majunya alat penelitian dan sifat ilmuwan yang
kritis maka pandangan bumi sebagai pusat Jagat Raya bergeser menjadi matahari
sebagai pusat. Bumi dan benda langit lainnya beredar mengelilingi Matahari.
Pelopor pandangan ini adalah Nicolaus Copernicus. Copernicus menyatakan
pandangannya dalam buku yang berjudul De Revolusionibus Orbium Celestium
(tentang revolusi peredaran benda - benda langit).
Pandangan Galaktosentris
Pandangan Galaktosentris
,,,,,Pandangan
ini merupakan perkembangan dari hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang berhasil dikembangkan oleh para ahli. Pada tahun 1920 dibangun teleskop
raksasa di Amerika Serikat. Melalui teleskop ini dapat diperoleh informasi
ihwal bintang dan galaksi yang semakin luas dan dalam. Perkembangan ini membawa
pandangan bahwa pusat alam semesta adalah galaks

0 komentar:
Posting Komentar